Rabu, 27 Agustus 2008

Kampanye Hitam, Krisis Pemimpin

Oleh T. WIJAYA
Kampanye Hitam, Krisis Pemimpin

MENJELANG pemilihan kepala daerah Sumatra Selatan periode 2008-2013, kampanye hitam, begitu orang menyebutnya, marak beredarnya di tangan masyarakat. Bentuknya berupa fotocopy atau cetakan pamplet yang berisi informasi atau seruan negatif atas lawan politiknya.
Misalnya serangan buat Syahrial Oesman berupa pernyataan Syahrial Oesman sebentar lagi dipenjara terkait kasus pelabuhan Tanjung Api-Api, sementara serangan buat Alex Noerdin berupa seruan jangan memilih calon dari parpol yang selama ini menaikkan harga BBM dan menyensarakan rakyat. Dampaknya, kedua pihak melaporkan masing-masing selebaran kampanye hitam tersebut ke Panwaslu.
Kampanye hitam atau black campaign bukan hanya terjadi di media massa, selebaran, juga di dunia maya. Perang kampanye hitam berlangsung di milis, blog, dan kanal video youtube.
Bahkan sebetulnya perang selebaran maupun pemberitaan di media massa, jauh sebelumnya telah berlangsung di dunia internet. Misalnya video soal perjudian yang dituduhkan kepada Syahrial Oesman sudah beredar di www.youtube.com dengan judul “
BUKTI NYATA!! (SKANDAL CAGUB SUMSEL SYAHRIAL OESMAN BERJUDI)” atau dengan alamat www.youtube.com/watch?v=t4iZ0N-ViZM sejak 8 JUli 2008 melalui channel happynutie.
Menjelang memasuki masa kampanye, Roy Suryo menjelaskan kepada pers bahwa gambar dalam video itu benar, yang kemudian hamper semua media nasional membuatnya menjadi berita, termasuk meminta keterangan dari Syahrial Oesman dan pihak-pihak lain.
Video yang menyerang Syahrial Oesman di youtube lainnya adalah “kejahatan syahrial oesman” atau www.youtube.com/watch?v=wTl4PZ0EiQA yang dimuat pada 21 Juni 2008 melalui channel azwirdhijakarta. Dan, sejumlah video lainnya.
Serangan terhadap Alex Noerdin juga terjadi. Mulai dari persoalan dugaan selingkuh dirinya dengan mantan istri Azwirdhi dengan judul “Alex Noerdin vs Andria Sisca (Skandal Sekayu Muba Sumsel)” dengan alamat www.youtube.com/watch?v=OZwDwaXdd5c yang dimuat youtube melalui channel alexsiscasexayu pada 21 April 2008. Kemudian sejumlah video dari warga Musi Banyuasin yang menilai kinerja Alex Noerdin buruk di daerah itu, seperti video “Alex Noerdin Ngotaki” atau www.youtube.com/watch?v=XpKVXhHRGYg yang dimuat channel topengmuba pada 23 Agustus 2008, serta kutipan pidato Alex Noerdin dalam video “Orasi Politik Alex Noerdin Calon Gubernur Sumsel” atau www.youtube.com/watch?v=ju21n6gBcyY yang dimuat oleh channel dekkenade di www.youtube.com, serta beberapa video lainnya.

Krisis Pemimpin
Terlepas dari boleh atau tidaknya berkampanye hitam, saya melihat bahwa saat ini, khususnya Sumatra Selatan mengalami krisis kepemimpinan atau calon kepala daerah. Gambaran ideal masyarakat soal sosok pemimpin, dari sisi moral, tampaknya sulit didapatkan. Soal benar atau tidak kampanye hitam yang disodorkan sejumlah pihak itu membuktikan bahwa ada persoalan besar yang berlangsung pada aktor politik maupun pemimpin di Indonesia. Istilahnya, masyarakat seakan memilih sesuatu yang baik dari yang buruk.
Sejumlah pemikir politik menawarkan solusi harus muncul pemimpin muda, yang mungkin secara moral jauh lebih baik dari pemimpin sebelumnya. Namun kasus yang menimpa politikus muda macam Al Amin Nasution membuat masyarakat menjadi pesimistis. Akibatnya banyak yang mengambil sikap menjadi golput alias tidak menggunakan hak suara dalam menentukan seorang kepala daerah.
Saya sendiri mungkin tidak sepakat dengan sikap golput. Menurut saya, ada dua pilihan dalam menyikapi kondisi ini. Pertama, terus menawarkan calon pemimpin muda dengan harapan akan ada yang muncul dengan karakter kepemimpinan yang diinginkan rakyat. Asumsinya politikus muda terus lahir, dan politikus tua kian berguguran. Kedua, memilih yang baik dari yang buruk dengan memilah standard dosa yang termaafkan dan tidak termaafkan, kemudian menghitung prestasi, program, maupun sikapnya dalam keberpihakan terhadap rakyat untuk hari ini dan masa mendatang, tentunya dengan fakta-fakta yang terukur. [*]

Selasa, 05 Agustus 2008

Workshop Cara Gampang Membuat Film


Film merupakan karya seni yang paling banyak penggemarnya di dunia ini. Hampir setiap hari, masyarakat dunia menikmati film, baik melalui layar lebar, layar kaca, maupun media online. Kenapa demikian? Sebab film merupakan karya seni yang memadukan berbagai karya seni dan disiplin ilmu pengetahuan, sehingga setiap umur maupun kalangan dengan gampang menikmati sebuah film. Jadi, tak heran, bila sebagian berpendapat jika sebuah bangsa atau negara menguasai industri film maka dia akan menguasai dunia secara budaya, seperti halnya Amerika Serikat, Jepang, Tiongkok, atau India.
Dulu, sebuah produksi film membutuhkan cost yang tinggi. Selain harus ditunjang teks karya lain yang mumpuni, seperti sastra dan teater, juga membutuhkan teknologi dan para profesional yang dibutuhkan, seperti antropologi, olahragawan, musicus, hingga penulis yang baik.
Kini, bahwa sebuah film itu mahal beransur mengalami pergeseran. Fenomena pembuatan film alternatif yang menggunakan biaya murah—alternatif penulis, peralatan, dan pemain—kian mendominasi masyarakat dunia. Bahkan, sebagian remaja di dunia, termasuk beberapa daerah di Indonesia, telah mampu memproduksi film alternatif atau yang lebih dikenal sebagai film pendek. Artinya, saat ini sebuah film itu murah. Biayanya mungkin sama seperti dengan kita membuat sebuah dokument pernikahan atau pesta perkawinan.
Persoalannya, mungkin ada dua hal yang membuat seseorang mampu membuat sebuah film; yakni ilmu pengetahuan umum (teknis) proses pembuatan film, dan yang terpenting bagaimana mengelola sebuah gagasan menjadi sebuah cerita film yang cerdas dan menarik.
Tujuan dari kegiatan ini yakni mewujudkan fenomena tersebut di masyarakat Sumatra Selatan, serta turut menyukseskan program Visit Musi 2008.
Beranjak dari pemikiran di atas, kami dari majalah kebudayaan Musi Terus Megalir akan mengadakan FESTIVAL FILM ANAK MUSI dengan tema MUSI MENURUT SAYA.
Kegiatan ini melibatkan para anak muda di Sumatra Selatan yang berusia 17-25 tahun dengan cara melakukan pendaftaran ke panitia pelaksana dengan alamat d.a Harian Sriwijaya Post, Jalan Jenderal Basuki Rachmat No.1608B-D Palembang. Telp 0711-310088. Fax 0711-312888. Pendaftaran dibuka dari tanggal 5-21 Agustus 2008, sementara workshop dan penayangan publik karya serta diskusi pada 22-30 Agustus 2008.
Adapun persyaratan peserta:
1. Perseorangan, usia 17-25 tahun yang dibuktikan dari kartu identitas diri
2. Berdomisili di Sumatra Selatan yang dibuktikan dari kartu identitas diri
3. Membayar biaya workshop sebesar Rp75.000 per orang
4. Pas foto 4 x 6, warna. (3 lembar).
5. Mengisi form CV dan kontrak workshop.
6. Membawa peralatan sendiri kebutuhan workshop seperti kamera (jenis apa saja) serta laptop atau komputer, dan lainnya.
7. Tidak menggunakan miras atau narkoba, serta menjaga ketenangan dan keamanan selama mengikuti workshop.

Sementara fasilitas yang didapatkan peserta:
1. Tempat pelatihan
2. Makan dan minum selama pelatihan
3. Sertifikat

Adapun tahapan kegiatan yang akan diikuti peserta:
I. Workshop
II. Penyajian ke publik
III. Diskusi

Terimakasih. Palembang, 04 Agustus 2008
T. Wijaya
[
Koordinator Panpel]