Oleh T. WIJAYA
Kampanye Hitam, Krisis Pemimpin
Misalnya serangan buat Syahrial Oesman berupa pernyataan Syahrial Oesman sebentar lagi dipenjara terkait kasus pelabuhan Tanjung Api-Api, sementara serangan buat Alex Noerdin berupa seruan jangan memilih calon dari parpol yang selama ini menaikkan harga BBM dan menyensarakan rakyat. Dampaknya, kedua pihak melaporkan masing-masing selebaran kampanye hitam tersebut ke Panwaslu.
Kampanye hitam atau black campaign bukan hanya terjadi di media massa, selebaran, juga di dunia maya. Perang kampanye hitam berlangsung di milis, blog, dan kanal video youtube.
Bahkan sebetulnya perang selebaran maupun pemberitaan di media massa, jauh sebelumnya telah berlangsung di dunia internet. Misalnya video soal perjudian yang dituduhkan kepada Syahrial Oesman sudah beredar di www.youtube.com dengan judul “BUKTI NYATA!! (SKANDAL CAGUB SUMSEL SYAHRIAL OESMAN BERJUDI)” atau dengan alamat www.youtube.com/watch?v=t4iZ0N-ViZM sejak 8 JUli 2008 melalui channel happynutie.
Menjelang memasuki masa kampanye, Roy Suryo menjelaskan kepada pers bahwa gambar dalam video itu benar, yang kemudian hamper semua media nasional membuatnya menjadi berita, termasuk meminta keterangan dari Syahrial Oesman dan pihak-pihak lain.
Video yang menyerang Syahrial Oesman di youtube lainnya adalah “kejahatan syahrial oesman” atau www.youtube.com/watch?v=wTl4PZ0EiQA yang dimuat pada 21 Juni 2008 melalui channel azwirdhijakarta. Dan, sejumlah video lainnya.
Serangan terhadap Alex Noerdin juga terjadi. Mulai dari persoalan dugaan selingkuh dirinya dengan mantan istri Azwirdhi dengan judul “Alex Noerdin vs Andria Sisca (Skandal Sekayu Muba Sumsel)” dengan alamat www.youtube.com/watch?v=OZwDwaXdd5c yang dimuat youtube melalui channel alexsiscasexayu pada 21 April 2008. Kemudian sejumlah video dari warga Musi Banyuasin yang menilai kinerja Alex Noerdin buruk di daerah itu, seperti video “Alex Noerdin Ngotaki” atau www.youtube.com/watch?v=XpKVXhHRGYg yang dimuat channel topengmuba pada 23 Agustus 2008, serta kutipan pidato Alex Noerdin dalam video “Orasi Politik Alex Noerdin Calon Gubernur Sumsel” atau www.youtube.com/watch?v=ju21n6gBcyY yang dimuat oleh channel dekkenade di www.youtube.com, serta beberapa video lainnya.
Terlepas dari boleh atau tidaknya berkampanye hitam, saya melihat bahwa saat ini, khususnya Sumatra Selatan mengalami krisis kepemimpinan atau calon kepala daerah. Gambaran ideal masyarakat soal sosok pemimpin, dari sisi moral, tampaknya sulit didapatkan. Soal benar atau tidak kampanye hitam yang disodorkan sejumlah pihak itu membuktikan bahwa ada persoalan besar yang berlangsung pada aktor politik maupun pemimpin di Indonesia. Istilahnya, masyarakat seakan memilih sesuatu yang baik dari yang buruk.
Sejumlah pemikir politik menawarkan solusi harus muncul pemimpin muda, yang mungkin secara moral jauh lebih baik dari pemimpin sebelumnya. Namun kasus yang menimpa politikus muda macam Al Amin Nasution membuat masyarakat menjadi pesimistis. Akibatnya banyak yang mengambil sikap menjadi golput alias tidak menggunakan hak suara dalam menentukan seorang kepala daerah.
Saya sendiri mungkin tidak sepakat dengan sikap golput. Menurut saya, ada dua pilihan dalam menyikapi kondisi ini. Pertama, terus menawarkan calon pemimpin muda dengan harapan akan ada yang muncul dengan karakter kepemimpinan yang diinginkan rakyat. Asumsinya politikus muda terus lahir, dan politikus tua kian berguguran. Kedua, memilih yang baik dari yang buruk dengan memilah standard dosa yang termaafkan dan tidak termaafkan, kemudian menghitung prestasi, program, maupun sikapnya dalam keberpihakan terhadap rakyat untuk hari ini dan masa mendatang, tentunya dengan fakta-fakta yang terukur. [*]