Jumat, 05 Desember 2008

DKSS Persiapan Renstra Pembangunan Humaniora

GUNA mewujudkan manusia Sumatra Selatan ke depan yang lebih sehat dan cerdas, menurut Dewan Kesenian Sumatra Selatan, dibutuhkan strategi pembangunan humaniora. Bukan semata pembangunan fisik atau sarana dan prasarana.
“Kami telah menyusun sebuah renstra yang akan digunakan dalam kepengurusan DKSS periode 2009-2014 mendatang,” kata Z.A. Narasinga, sesuai rapat persiapan musyawarah seniman Sumsel pada akhir Januari 2009, di sekretariat Dewan Kesenian Sumsel, Jalan Amri Yahya Palembang, Jumat (05/12/2008).
Supriyadi, Z.A. Narasinga, Didik Kamil
Dijelaskan Narasinga, selama kepengurusan DKSS selama lima tahun itu, ditargetkan berdirinya sebuah perguruan tinggi seni di Sumatra Selatan. Selain itu, lahirnya sebuah landasan hukum dalam pembangunan seni dan budaya di Sumsel dalam bentuk peraturan daerah. “Kita juga berharap adanya penambahan fasilitas seni dan budaya, serta penguatan sumber daya manusia seni dan budaya seperti dalam bentuk pelatihan dan bea siswa pendidikan,” katanya.
Pernyataan Narasinga ini dipertegas oleh pekerja seni Didik Kamil. “Kita sudah terlambat sekian puluhan tahun dari daerah lain di Indonesia. Sekian abad dari negara-negara luar. Kini saatnya kita memperbaiki atau menyempurnakan semua kebijakan pemerintah. Program Sumsel sehat dan cerdas merupakan peluang guna melaksanakan pembangunan humaniora,” kata Didik.
Sedangkan Supriyadi, seorang dosen dari Universitas Sriwijaya mengatakan DKSS ke depan juga akan mendorong perguruan tinggi di Sumatra Selatan untuk meningkatkan pemberian pendidikan di bidang kebudayaan. “Misalnya Unsri sudah sepantasnya membuka fakultas sastra atau fakultas kebudayaan,” katanya.
Lalu, di tingkat pendidikan dasar, kurikulum sudah harus dimasuki dengan muatan budaya lokal.
Z.A.Narasinga
Didik Kamil
Musyawarah Budayawan
Pada akhir Januari 2008, selain digelar pesta seni, kemah seniman, musyawarah seniman, juga dilangsungkan musyawarah budayawan. “Semua menampung semua pekerja seni dan budaya di Sumsel. Mulai dari pekerja seni, pekerja budaya, dan aktifis seni dan budaya. Dari pentas seni, pameran, hingga berdiskusi, dan merumuskan berbagai rekomendasi pembangunan kebudayaan Sumsel ke depan,” kata Narasinga.

0 Comments: