T. WIJAYA Sejarah Bandit Palembang BANDIT menurut kamus bahasa artinya penjahat, sedangkan banditisme adalah perilaku atau tindakan seperti bandit. Di Palembang, bandit punya banyak sebutan. Ada yang menyebut “juaro” yang diperuntukan penjahat jago berkelahi, main perempuan, berjudi dan calak atau licik. Lalu, “tikus angin” buat menyebut bandit kampung atau bandit yang kejahatannya sebatas mencuri sandal jepit, sepatu, pakaian yang dijemur atau ayam. Bandit yang melakukan kejahatan besar di luar negeri seperti di Singapura, Malaysia, Hongkong atau Taiwan, disebut “duta” yang artinya utusan. Penyebutan duta ini merupakan penghalusan penyebutan para bandit yang beroperasi di luar negeri. Di mata keluarga dan kerabatnya, para duta ini dianggap pahlawan. Sebab hasil kejahatan mereka biasanya digunakan buat modal usaha keluarga atau dibagikan kepada kawan-kawan si duta yang tak mampu. Daerah yang paling banyak duta-nya adalah Kayuagung, sebuah kota sekitar 60 kilometer dari Palembang ke arah selatan. Sebelum berangkat biasanya keluarga si calon duta akan melakukan selamatan atau sedekah. Ritual tersebut berupa doa bersama agar si duta sukses dan selamat dalam menjalankan misinya. Menariknya sebagian duta ini hanya satu kali melakukan kejahatan. Mereka melakukan kejahatan itu guna mencari modal buat usaha, atau langkah terakhir untuk mengatasi kemiskinan. Tidak ada duta yang gagal saat pulang ke kampungnya. Mereka yang gagal tak pulang. Lebih baik mereka memilih mati di jalanan. Bagaimana menebak seseorang itu bandit atau bukan di Palembang? Meski tak pasti benar, saya mencatat ciri-ciri seorang bandit. Misalnya di tubuhnya ada tato. Tato yang dibuat bukan pula mengedepankan unsur keindahan, melainkan sebagai tanda bae. Umumnya dibuat dengan alat tradisional, jarum dan tinta, sehingga bentuknya tak begitu jelas atau tak beraturan tebal-tipis tintanya. Motif tato pun hanya sebatas nama, hati perlambang cinta, senjata, ular, atau harimau. Tato-tato itu biasanya dibuat di lengan, bahu dan dada. Sejumlah bandit mengatakan pembuatan tato itu dilakukan oleh kawan mereka di penjara atau di kampung. Pada era 70-an dan 80-an, para bandit di Palembang umumnya berambut panjang. Mengenakan blue jeans ketat dan jaket kulit. Sesekali mengenakan t-shirt yang kedua lengannya dipotong. Cincin dengan batu besar dan akar bahar menghiasi jari tangan. Di leher melingkar kalung emas. Ada dua tipe tubuh bandit di masa itu, kerempeng dan kekar. Yang kerempeng umumnya mengonsumsi ganja, sedangkan yang kekar senangnya menegak bir atau anggur. Ciri lainnya, dari pinggang mereka tersembul ujung belati. Pada era 90-an hingga saat ini, ciri-ciri itu mulai pudar, dan hanya dapat dilihat pada bandit-bandit kampung. Bandit-bandit gaul, penampilannya sudah trendi. Berambut pendek, mengenakan kemeja atau celana jins yang disetrika. Yang jadi tanda khusus biasanya kelopak mata. Cenderung lembam, seperti orang yang sudah beberapa hari tidak tidur. Jika memandang seseorang, lama dan tak berkedip. Bila menghadiri suatu acara—misalnya menjadi pengaman—mengambil posisi duduk atau berdiri agak ke sudut. Banyak mengenakan kacamata hitam. Jarang bicara. Bila di tempat karaoke, mereka umumnya menyanyi dengan suara dibesarkan. Lagu-lagu yang dipilih umumnya berirama melayu atau dangdut. Lagu pop yang banyak digemari adalah lagu-lagu yang dipopulerkan Broery Pesolima atau Broery Marantika seperti lagu Jangan Ada Dusta di Antara Kita dan Karisma Cinta atau lagu-lagu milik Panbers dan Mercys. Terakhir, rokok yang mereka hisap umumnya rokok kretek. Khusus bandit duta, yang baru pulang ke Kayuagung, akan mengenakan sepatu putih, celana berwarna putih serta kemeja putih. Di mana kita dapat menemukan bandit-bandit kampung? Paling banyak di Lorong Budi. Ini kampung bandit. Hampir setiap rumah di kampung itu dihuni bandit. Pencopet. Penodong. Dari sini banyak bandit mengorbit jadi perampok rumah, perompak kapal, juga juragan bisnis seks. Di Lorong Budi, tidak sedikit sebuah keluarga dari kakek, bapak hingga cucu adalah bandit. Banyak kaum perempuannya, baik yang bekerja maupun tidak, senang bermain judi kartu domino. Hari-hari kaum pria, dari bapak hingga ke anak-anak, menenggak anggur. Sebagian besar dari mereka tak tamat sekolah dasar. Meskipun sebagian besar warganya bandit, kampung itu cukup aman, kecuali ada penyerangan dari kampung lain. Kurun 1960 – 1970, peperangan antarkampung merupakan hal biasa. Kaum remaja yang sering berperang biasanya membentuk geng atau kelompok. Hidup geng bersandar dari uang hasil mencopet, menodong, mencuri atau memeras para pedagang di pasar. Bila ada anggota geng dari keluarga mampu umumnya “memeras” atau mencuri uang dan perhiasan milik orangtuanya. Penampilan anggota geng-geng kampung ini tergantung dengan grup atau penyanyi yang mereka kagumi. Ada yang berpenampilan seperti anggota The Beatles, Rolling Stones, Deep Purple atau Rhoma Irama. Selain Lorong Budi, kantong-kantong bandit di Palembang adalah Kampung Lawang Kidul yang lebih dikenal Boom Baru—karena di kampung Lawang Kidul terdapat pelabuhan yang bernama Boom Baru—Kampung 13 Ilir, Kampung 14 Ilir, Kampung 10 Ilir, Kampung Kuto Batu, Kampung Sekojo, Kampung Tanggabuntung, Kampung Suro, Kampung Sei Batang, serta kampung Dwikora. Semuanya masuk kawasan Palembang Ilir. Pada Palembang Ulu? Banyak juga, antara lain Kampung Kertapati, Kampung Sungki, Kampung Tembok Batu, Kampung 7 Ulu, Kampung 5 Ulu. Ulu dan Ilir adalah identitas topografi Palembang. Kota ini memang dibelah sungai Musi, sehingga muncul dua kawasan: Palembang Ulu dan Palembang Ilir. Tak di Ulu atau Ilir, setiap bandit di Palembang selalu membawa senjata tajam, selain senjata api. Senjata tajam bisa belati, pedang atau pisau garfu. Belati umumnya dibawa bandit yang menjaga keamanan di pasar, pertokoan, terminal, atau yang menjadi penodong atau pencopet. Belati senjata favorit. Juga bagi warga kebanyakan. Cara membawa senjata ini dimasukan ke sarung dari kulit atau kertas tebal yang dilipat kemudian diselipkan di pinggang. Pedang dibawa para bandit yang lebih mapan. Pedang biasanya disimpan di kendaraan mereka. Pisau garpu dibawa bandit-bandit kampung. Senjata ini juga diselipkan di pinggang atau di dalam kaos kaki yang dikenakan. Pisau garpu terbuat dari garpu yang ujungnya diasah hingga menjadi tajam. Kantong-kantong bandit kini sudah berkurang menyusul kebakaran lima kampung di Palembang, yakni 22 Ilir, 24 Ilir, 26 Ilir, 27 Ilir, pada Agustus 1982. Lorong Budi bahkan rata dengan tanah. Warganya mengungsi ke berbagai daerah. Komunitas bandit juga berkurang ketika “skandal petrus” meletus. Petrus akronim penembak misterius. ”... Petrus itu memang sengaja dilakukan sebagai treatment, tindakan tegas terhadap orang-orang yang suka mengganggu ketentraman masyarakat,” kata Soeharto, bekas diktator Indonesia, dalam buku biografinya Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya. Para bandit yang selamat dari Petrus dan memilih berhenti merampok tersebar di berbagai daerah. Kelompok Ibrahim Kepala 12 di Plaju. Kelompok Atai di Boom Baru. Kelompok Juki di Kertapati. Kelompok Thoyib, juga dari Kertapati, dapat dibilang paling bersinar di Sumatra Selatan. Sejarawan lokal Djohan Hanafiah mengatakan, masyarakat Palembang harus hati-hati dengan aksi kekerasan yang dilakukan para bandit yang terorganisasi saat ini. ”Bandit-banditnya sudah pintar. Mereka sudah tahu cara berbisnis dan berpolitik. Hati-hati dengan aksi kekerasan yang mereka lakukan. Sejarah mencatat kekacauan akibat perubahan politik selalu memberi peluang aksi kekerasan para bandit.” Kata-kata Hanafiah mungkin bisa dilacak kebenarannya pada proses pemilihan walikota Palembang dan gubernur Sumatra Selatan. Massa Paguyuban Masyarakat Palembang Bersatu ikut “mengamankan” acara pemilihan. *** *) Dimuat www.pantau.or.id dan Koran Sinar Harapan. Artikel ini atas sponsor Unesco |
Selasa, 03 Juni 2008
Narasi Sejarah Bandit Palembang
Diposting oleh T. Wijaya di 04.51
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
3 Comments:
baru ngerti dikit cerita ttg bandit-bandit palembang, skrg emang PMPB ngetop nian samo Atay nya
Salam Izumi sin kayu agung
Bosan Di Waktu Luang Kosong ? Nikmati Permainan Agen Judi Online Bolavita Terpercaya Di Indonesia.
Tersedia :
• Sabung Ayam
• Taruhan Bola
• Casino Live
• Tembak Ikan
• Slot Online
• Tangkasnet
• PokerVita
Promo Spesial :
• Bonus 100% Beruntun Win 8x, 9x, 10x
• Bonus Deposit Pertama 10%
• Bonus Deposit Harian 5%
• Bonus Rollingan 0.8%
• Bonus Referral 7% + 2%
Daftar & Klaim Bonusnya Sekarang Juga !
Hubungi Kontak Resmi Kami Dibawah ini (Online 24 Jam Setiap Hari) :
» Nomor WhatsApp : 0812–2222–995
» ID Telegram : @bolavitacc
» ID Wechat : Bolavita
» ID Line : cs_bolavita
Post a Comment